October 20, 2024 By admin
Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, meresmikan Kerjasama strategis dengan VFS Global di bidang layanan keimigrasian pada Rabu (16/10/2024). Peresmian kerjasama antara Direktorat Jenderal Imigrasi dan VFS Global menandai langkah signifikan dalam modernisasi layanan keimigrasian Indonesia.
Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas layanan visa, tetapi juga berpotensi memberikan dampak positif yang luas terhadap sektor pariwisata dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Silmy Karim menegaskan, layanan keimigrasian pada website VFS Global akan mulai beroperasi pada Desember 2024 atau sebelum musim liburan akhir tahun. Kedua belah pihak tak hanya bekerja sama dalam pelayanan, namun juga dalam meningkatkan minat warga negara asing untuk mengunjungi Indonesia melalui berbagai program promosi.
Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim mengatakan kerja sama ini untuk meningkatkan minat WNA berkunjung ke Indonesia. Pasalnya, Imigrasi telah menerapkan layanan berbasis online untuk memudahkan akses orang asing dalam mendapatkan visa.
“Jejaring kerja sama VFS Global dengan airlines memungkinkan warga negara asing membeli tiket pesawat sekaligus memperoleh visa, misalnya pada platform milik maskapai Emirates. Saya berharap kerja sama serupa dapat terjalin dengan Garuda Indonesia untuk semakin mempermudah proses perjalanan ke Indonesia,” kata Silmy Karim.
Kerjasama ini mencakup beberapa aspek penting, diantaranya:
Dirjen Imigrasi, Silmy Karim bersama dengan CEO VFS Global, Zubin Karkaria
Mendukung pernyataan tersebut, pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) VFS Global, Zubin Karkaria mengatakan pihaknya sangat gembira dapat turut menyediakan layanan elektronik visa Indonesia.
“Indonesia merupakan destinasi yang sangat populer bagi para pelancong di seluruh dunia, dan kami merasa terhormat untuk bermitra dengan Direktorat Jenderal Imigrasi untuk layanan online ini. Opsi baru pengajuan visa melalui website VFS Global akan meningkatkan pengalaman pengajuan visa, sehingga dapat mendorong penggunaan platform digital,” ujar Zubin.
VFS Global, sebagai mitra strategis, membawa beberapa keunggulan:
Selain itu, Silmy Karim mengatakan pihaknya telah menerapkan digitalisasi visa elektronik yang bisa di-apply online, dengan pembayaran menggunakan kartu kredit. Selain itu, digitalisasi visa elektronik juga dapat melewati autogate yang ada di Bandara Indonesia.
“Ditjen Imigrasi menawarkan solusi digital termutakhir yang meningkatkan pengalaman bagi warga negara asing yang ingin mengunjungi Indonesia. Dalam kerja sama dengan VFS Global, berkontribusi terhadap peningkatan kedatangan orang asing,” tegas Silmy Karim
Dirjen Imigrasi, Silmy Karim pada Peresmian Kerjasama Imigrasi dengan VFS Global
CEO VFS Global, Zubin Karkaria mengatakan pihaknya sangat gembira dapat turut menyediakan layanan elektronik visa Indonesia. Pasalnya, Indonesia merupakan destinasi yang sangat populer bagi para pelancong di seluruh dunia.
“Kami merasa terhormat untuk bermitra dengan Direktorat Jenderal Imigrasi untuk layanan online ini. Opsi baru pengajuan visa melalui website VFS Global akan meningkatkan pengalaman pengajuan visa, sehingga dapat mendorong penggunaan platform digital,” kata Zubin.
Sebagai tambahan informasi VFS Global (Visa Facilitation Services Global) adalah perusahaan teknologi dan layanan outsourcing terkemuka yang berspesialisasi dalam pemrosesan visa, paspor, dan layanan konsular untuk pemerintah dan misi diplomatik di seluruh dunia. Didirikan pada tahun 2001, VFS Global berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab, dan telah berkembang menjadi pemain global dalam industri manajemen visa.
Nilai tambah lain diperoleh Ditjen Imigrasi melalui kerjasama ini di antaranya adalah fasilitas pemesanan grup besar dan layanan pelanggan dalam beberapa bahasa. Di samping itu, jaringan yang dimiliki VFS Global di 153 negara dengan 3.469 kantor cabang di seluruh dunia.
Kerjasama Ditjen Imigrasi dan VFS Global ini membuka peluang untuk pengembangan layanan lebih lanjut, beberapa diantaranya:
Silmy Karim juga menambahkan bahwa keberhasilan implementasi kerjasama ini akan bergantung pada eksekusi yang cermat, koordinasi lintas sektor yang efektif, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan tantangan yang muncul. Namun, dengan visi yang jelas dan komitmen untuk terus berinovasi, inisiatif ini berpotensi menjadi model transformasi digital dalam layanan pemerintah, tidak hanya di sektor keimigrasian tetapi juga di bidang-bidang lainnya.
Pada akhirnya, kerjasama strategis ini bukan hanya tentang modernisasi layanan visa, tetapi juga tentang memposisikan Indonesia sebagai destinasi yang ramah dan terbuka bagi wisatawan dan investor internasional. Dengan demikian, langkah ini merupakan investasi jangka panjang dalam membangun citra positif Indonesia di mata dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.