Silmy Karim Pimpin Upaya Pemberantasan Narkoba: Pemusnahan 500 Kg Barang Bukti dan Revitalisasi Sistem Pemasyarakatan

Silmy Karim Pimpin Upaya Pemberantasan Narkoba: Pemusnahan 500 Kg Barang Bukti dan Revitalisasi Sistem Pemasyarakatan

September 17, 2025 By fathur

Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Wamen IMIPAS) Silmy Karim kembali menunjukkan komitmen tegasnya untuk melindungi generasi muda. Pada Senin (15/09/2025), Silmy Karim hadir dalam jumpa pers di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Jakarta Timur, untuk mengumumkan pemusnahan barang bukti narkotika seberat hampir setengah ton. Konferensi pers ini menjadi pukulan keras terhadap jaringan peredaran narkoba yang semakin mengancam usia produktif bangsa. 

Pemusnahan Barang Bukti dan Kolaborasi dengan BNN

Petugas BNN dan barang bukti narkoba yang siap untuk dibakar.

Data mencengangkan yang disampaikan Silmy Karim mengungkap bahwa ada 3,3 juta pengguna narkotika di Indonesia pada 2024, dengan 60 persen di antaranya berada pada rentang usia 15 hingga 35 tahun, masa di mana produktivitas seharusnya menjadi puncak karir dan kontribusi bagi negara.

Dalam konferensi pers tersebut, ia menyatakan bahwa hampir 50 persen penghuni rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia terlibat dalam tindak pidana narkotika. “Kami menegaskan bahwa lapas dan rutan bukan tempat subur peredaran narkoba,” tegas Silmy Karim, menyoroti bagaimana fasilitas tersebut sering dimanfaatkan sebagai lahan masif untuk mengedarkan barang haram tersebut. 

Pemusnahan barang bukti narkotika yang digelar bersama Kepala BNN, Komjen Pol Suyudi Ario Seto, menjadi highlight dari upaya kolaboratif ini. Dalam waktu 18 hari terakhir, BNN berhasil membongkar 11 jaringan narkoba di berbagai daerah strategis, mengamankan 53 tersangka, dan menyita total 503,7 kilogram narkotika. Barang bukti tersebut mencakup berbagai jenis, mulai dari sabu seberat 60.226,71 gram, sabu cair 352 milliliter, ganja 441.376,17 gram, ekstasi 2.134 butir setara 791,77 gram, kokain 1.321 gram, hingga ganja sintetis 80 milliliter, bahan kimia padat 4.674,37 gram, dan bahan kimia cair 5.483 milliliter. 

Silmy Karim menyoroti bahwa operasi ini bukan hanya soal penyitaan, tapi juga pemutusan rantai pasok yang mengancam jutaan jiwa. Menurut perhitungan BNN, aksi ini telah menyelamatkan lebih dari 1,1 juta pengguna potensial dan mencegah kerugian ekonomi negara hingga Rp130 miliar. “60 persen pengguna berada di usia produktif 15-35 tahun,” ungkap Silmy Karim, menekankan dominasi kelompok usia ini yang seharusnya menjadi tulang punggung pembangunan. Sekitar 52 persen penghuni lapas dan rutan adalah pelaku atau pengguna narkoba, menjadikan fasilitas tersebut sebagai garda depan perlawanan, bukan sarang peredaran.

Komjen Suyudi Ario Seto, dalam pernyataannya, memuji sinergi yang dibangun bersama Kemenimipas di bawah kepemimpinan Silmy Karim. Operasi ini melibatkan BNN pusat dan provinsi, serta pemangku kepentingan lain, termasuk pengungkapan laboratorium rumahan produksi sabu berskala industri, penyitaan vape berisi narkotika, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari jaringan Sutarnedi di Palembang senilai Rp 52,7 miliar. “Angka ini cermin ancaman nyata,” kata Suyudi, menambahkan bahwa perang melawan narkoba adalah perang demi kemanusiaan. Silmy Karim setuju, dan ia mengusulkan revitalisasi tiga pilar sebagai langkah lanjutan: deteksi dini peredaran di lapas/rutan, penguatan rehabilitasi bagi pengguna, dan sinergi agresif antarlembaga seperti BNN, imigrasi, pemasyarakatan, dan pemerintah daerah. Pendekatan ini mencerminkan filosofi Silmy Karim yang holistik, di mana penindakan tidak berdiri sendiri, tapi didukung oleh pencegahan dan pemulihan.

Strategi Penguatan Pengendalian dan Rehabilitasi

Teknologi profiling di sistem CCTV lapas yang dipakai tim OSINT (Open Source Intelligence) lapas

Tak berhenti di penindakan, Silmy Karim menekankan pendekatan rehabilitasi yang humanis dan berbasis kepribadian. Saat ini, sebanyak 532 lapas dan rutan telah ditetapkan sebagai tempat rehabilitasi, dengan lebih dari 6.142 warga binaan menjalani program aktif di 2025. Program ini mencakup pemulihan holistik, fisik, mental, dan sosial, agar para pengguna dapat kembali ke masyarakat sebagai individu mandiri dan produktif. “Pendekatan ini menekankan pemulihan secara holistik dan manusiawi,” ujar Silmy Karim, yang melihat rehabilitasi sebagai kunci untuk memutus siklus penyalahgunaan. Ia yakin bahwa dengan memberi harapan dan keterampilan, narapidana narkoba bisa berkontribusi positif, bukan menjadi beban. Kolaborasi ini selaras dengan visi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di mana Silmy Karim sering merapat untuk membahas isu strategis seperti ini.

Peran sektor imigrasi dalam pemberantasan narkoba juga tidak luput dari perhatian Silmy Karim. Sebagai Wamen IMIPAS, ia menekankan pengawasan ketat terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang melintas perbatasan, untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba transnasional. “Kemenimipas terus berkomitmen menjamin penegakan hukum yang tegas, rehabilitasi yang humanis, serta sinergi antar lembaga,” tegasnya. Ini termasuk koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan untuk memantau migrasi yang berpotensi membawa barang haram. Silmy Karim melihat tantangan ini sebagai isu krusial bagi sistem pemasyarakatan, di mana peredaran gelap bisa merusak upaya rehabilitasi. Dengan latar belakangnya di industri pertahanan, ia membawa perspektif keamanan nasional ke dalam kebijakan imigrasi, memastikan bahwa perbatasan menjadi benteng pertama melawan ancaman narkoba.

Komjen Suyudi Ario Seto melengkapi narasi ini dengan menyerukan kolaborasi lintas sektor yang lebih luas. Ia mengajak pemerintah, swasta, akademisi, media, komunitas, hingga keluarga untuk bergandengan tangan. “Perang melawan narkotika tidak semata-mata memenjarakan, tapi juga memberi harapan membangun kembali kehidupan,” katanya, menekankan bahwa pemberantasan harus diimbangi dengan pencegahan. 

Silmy Karim setuju, dan ia berharap konsistensi ini menjadi wujud tanggung jawab negara untuk menciptakan masyarakat sehat, produktif, dan berdaya saing. “Dengan semangat kolaborasi, Kemenimipas siap berkontribusi nyata mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” pungkas Silmy Karim, menjadikan perang melawan narkoba sebagai langkah strategis menuju masa depan bangsa yang lebih cerah.

Table of Contents

Related Tags & Categories :

Article

embed-news

#Imigrasi

#Silmy Karim

#Silmy Karim Karir

#Silmy Karim Wamen

#Wamen Imigrasi