October 24, 2024 By admin
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah mengumumkan daftar Menteri, Wakil Menteri, dan Kepala Badan untuk Kabinet Merah Putih dengan masa bakti Periode 2024-2029 pada Minggu (20/10/2024) malam. Dengan komposisi 48 menteri, 56 wakil menteri, dan 7 lembaga setingkat menteri, Sjafrie Sjamsoeddin menjadi salah satu nama yang mencuat, untuk nantinya memimpin Kementerian Pertahanan.
Begitupun dengan Silmy Karim, yang juga ditunjuk Prabowo Subianto menjadi Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, mendampingi Komjen Pol Agus Andrianto.
“Silmy Karim sebagai Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan,” tegas Prabowo dalam pengumuman Kabinet Merah Putih, di Istana Negara.
Momen pengumuman kabinet selalu menjadi titik penting dalam perjalanan sebuah pemerintahan baru. Namun bagi dua tokoh nasional, Silmy Karim dan Sjafrie Sjamsoeddin, pengumuman kabinet kali ini memiliki makna yang jauh lebih dalam.
Tidak hanya sebagai panggilan untuk mengabdi kepada negara, tetapi juga sebagai momentum reunifikasi sebuah persahabatan yang telah terjalin selama hampir kurang lebih 18 (delapan belas) tahun.
Sjafrie Sjamsoeddin dan Silmy Karim
Dengan latar belakang ekonomi yang kuat dari Universitas Trisakti dan UI, Silmy Karim dipercaya untuk memimpin transformasi bisnis TNI pada tahun 2007. Saat itu Silmy diangkat menjadi Anggota Tim Supervisi Transformasi Bisnis (TSTB) TNI pada tahun 2007.
Setahun kemudian, Silmy kembali dipercaya untuk bergabung dalam Tim Nasional Pengalihan Aktivitas Bisnis (PAB) TNI berdasarkan Kepres Nomor 7 Tahun 2008. Berdasarkan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas utama tim ini adalah melakukan pengalihan seluruh aktivitas bisnis yang dimiliki TNI, baik secara langsung maupun tidak langsung. Undang-undang ini menegaskan bahwa TNI yang profesional tidak diperkenankan lagi terlibat dalam aktivitas bisnis – sebuah perubahan fundamental dalam tatanan institusi militer Indonesia.
Kompleksitas tugas ini tidak bisa diremehkan. Tim bentukan Presiden RI ini menghadapi tantangan besar dalam mengambil alih berbagai sumber pemasukan TNI di luar Anggaran Pemerintah (APBN). Proses ini membutuhkan tidak hanya keahlian dalam analisis bisnis dan keuangan, tetapi juga pemahaman mendalam tentang dinamika institusi militer dan kepentingan strategis nasional.
Sukses menjalankan tugas berat di Timnas PAB TNI, tahun 2009 merupakan awal pertemuan Silmy Karim dengan Sjafrie Sjamsoeddin, kala Silmy diminta oleh Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono untuk bergabung di Kementerian Pertahanan RI.
Walaupun awalnya Silmy tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang militer dan pertahanan, namun Sjafrie Sjamsoeddin yang tengah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan tersebut, melihat potensi besar dalam diri Silmy Karim. Atas prakarsa Sjafrie, Silmy Karim mendapat kesempatan menempuh pendidikan kemiliteran dan pertahanan.
Ia mengenyam pendidikan militer dan pertahanan di luar negeri, mulai dari NATO School di di Jerman hingga ke Harvard University dan Naval Postgraduate School di Amerika Serikat. Berbekal pengetahuan dari hasil pendidikan tersebut, Silmy Karim kembali ke Tanah Air dengan menjadi salah satu pakar di Indonesia pada bidang Manajemen Pertahanan dan National Security.
Sjafrie Sjamsoeddin dan Silmy Karim
Berbekal pengetahuan dari hasil pendidikannya, Silmy Karim menjadi salah satu pakar di Indonesia pada bidang manajemen pertahanan dan national security. Di Kementerian Pertahanan RI, tugas yang diamanatkan ke Silmy pertama kali adalah sebagai Penasihat Menteri Pertahanan.
Pada tahun 2010, Silmy Karim diangkat sebagai Staf Ahli Bidang Kerja Sama dan Hubungan Antar lembaga, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Disisi yang bersamaan, Sjafrie Sjamsoeddin juga kembali dipercaya untuk mengisi jabatan Wakil Menteri Pertahanan per 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014 dibawah kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Prestasi demi prestasi, diukir oleh Sjafrie Sjamsoeddin dan Silmy Karim, meski mereka ditugaskan di Kementerian dan Lembaga yang berbeda. Sjafrie Sjamsoeddin, melakukan pembenahan pada bisnis TNI terutama pada pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan yang selama ini membuat banyak pihak dan kepentingan-kepentingan bebas bermain di dalamnya.
Sjafrie mengikis peran para broker seminimal mungkin agar pengadaan barang dan jasa serta alutsista lebih efisien dengan menginisiasi pembentukan Dealing Center Management atau Tim Evaluasi Pengadaan untuk mengecek apakah kebutuhan yang diajukan sesuai alokasi anggaran dan bisa dibeli di dalam negeri. Pembenahan yang dilakukan Sjafrie Sjamsoeddin membawa Kementerian Pertahanan menjadi 10 pengguna anggaran paling maksimal oleh UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan).
Begitupun Silmy Karim. Dia diangkat menjadi Komisaris PT PAL di tahun 2011, Direktur Utama PT. Pindad (Persero) (2014-2016), hingga dipercaya menjadi Direktur Utama PT. Barata Indonesia (Persero) di tahun 2016. Dianggap berhasil memimpin perusahaan, Silmy Karim kemudian dipercaya untuk menjadi Direktur Utama PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk sejak diangkat melalui RUPSLB pada 2018.
Dari sini, sosok Silmy Karim, mulai mencuri perhatian publik karena berhasil menyelamatkan Krakatau Steel dari ambang kebangkrutan. Selama lebih kurang 4 tahun 4 bulan, Silmy Karim telah memberikan banyak perubahan bagi kemajuan Krakatau Steel, mulai dari program restrukturisasi dan transformasi, menyelamatkan banyak aset Krakatau Steel, hingga peningkatan saham Krakatau Steel pada joint venture di PT Krakatau Posco dari 30 persen menjadi 50 persen.Silmy Karim berhasil membawa Krakatau Steel memperoleh keuntungan selama tiga tahun berturut-turut setelah sebelumnya Krakatau Steel merugi selama delapan tahun.
Silmy kemudian melepas jabatan tersebut untuk mengemban amanat Dirjen Imigrasi pada Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2023, sementara Sjafrie Sjamsoeddin menjadi Asisten Khusus Menteri Pertahanan untuk Manajemen Pertahanan pada tahun 2019 mendampingi Prabowo Subianto, dan lulus program doktor Universitas Pertahanan (Unhan RI) pada usia 71 tahun dengan predikat summa cumlaude.
Sjafrie Sjamsoeddin dan Silmy Karim saat Pengumuman Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran
Pertemuan kembali Silmy Karim dan Sjafrie Sjamsoeddin di Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto menjadi awal dari babak baru, untuk memberikan kontribusi lebih besar membangun bangsa Indonesia. Dipercayakannya Sjafrie Sjamsoeddin menjadi Menteri Pertahanan, dan Silmy Karim menjadi Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan akan semakin menguatkan kolaborasi dua sosok nasionalis ini untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.
Saat Indonesia melangkah ke era baru di bawah kepemimpinan baru, persahabatan Silmy Karim dan Sjafrie Sjamsoeddin akan terus menjadi inspirasi tentang bagaimana perbedaan bisa menjadi kekuatan, dan bagaimana persahabatan bisa menjadi katalis perubahan positif bagi bangsa.
Related Tags & Categories :